Jika Cinta
Jika cinta adalah rasa
Membumbung memenuhi asa
Pendarnya isyaratkan kebahagiaan mengangkasa
Bak mentari pagi menghangatkan karsa
Menyapa tiap pasang netra yang berklausa
Jika cinta adalah anugerah
Akan kusongsong hadirnya laksana fitrah
Terlahir dari semurni-murninya fikrah
Berpusat dari segala sumber girah
Sang Maha cinta tempatku berserah
Jika cinta adalah asa
Ingin kugantungkan setinggi-tingginya rasa
Pada Dia yang Maha Kuasa
Penggenggam dan penentu tiap selaksa
Namun, jika cinta adalah keresahan
Menimbulkan canggung tak berkesudahan
Menggugah gejolak jiwa tak terelakkan
Mengetuk kegaduhan sanubari yang merisaukan
Biar kutimbun saja
Tenggelam bersama angan terpatri
Meski perih terasa menyeri
Namun, jika cinta adalah fitnah
Mengakibatkan dunia terkena seranah
Bersama nestapa yang kian parah
Lebih baik kukurung dalam ruang khazanah
Kukungkung rapat dengan amanah
Atau bahkan kumusnahkan saja hingga punah
Raib dari negeri fana
Tapi, jika cinta adalah pertemuan
Dari dua hati yang saling tertawan
Merebak indah di lembah kesucian
Hingga terdengar simfoni surga yang merdu nian
Inginku merasakannya
Mau kumengharapkannya
Bersama doa dan sujud di ujung sembahku pada-Nya
Bacan, 29 Maret 2020
Biduk Karam
Biduk kini tlah karam
Tenggelam balutan temaram
Raib, pekat dan suram
Kendli nahkoda pun menukik tajam
Mercusuar bersinar kelam
Entah perihal bagaimana kabar mereka
Masih satu jangka?
Atau hanya memikirkan raga awak saja?
Masih baku sambung kah?
Atau terlepas karena nyawa awak saja
Pasrah, sadrah, sumarah
Di atas pusara nurani menyerah
Harapan suri pun tergantung girah
Lanjut atau jerah
Bacan, 9 Mei 2020
Lelah Hayati
Sarira rengsa sengsara
Memenjara massa perkara
Para masa gatra
Cakra perasa mengudara
Mati kini Hayati
Apati berironi di hati
Pasti imani terhenti
Amati kroni-kroni tak berarti
Malang nian suratan
Alang kian menawan
Dulang cacian bak panganan
Pulang berceraian perasaan
Duh Gusti…
Sabar parengi neng ati
Mugi-mugi surga sing dientuki
Bacan, 10 Mei 2020
Ukiran Bengis
Meringis menahan perih
Menangis mengeluarkan lirih
Bengis mengukirkan surih
Langis menginginkan pamrih
Afeksi terinfeksi ambisi
Aversi teradopsi asumsi
Esensi terhabisi fiksi
Emosi teradisi asasi
Pasrah dan berserah
Memulihlah gairah
Bacan, 12 Mei 2020_
Dipukul Mundur
Kau tahu rasanya?
Ketika bantalan dipukul mundur
Itulah rasanya
Kau tahu rasanya?
Ketika pipimu ditampar
Itulah rasanya
Kau tahu rasanya?
Ketika wajahmu dilempar
Itulah rasanya
Kau tahu rasanya?
Ahh sudahlah…
Sepertinya kau tak tahu
Bacan, 12 Mei 2020
——-
Pelangi Apriliandini Salsabila, dalam menulis puisi sering menggunakan nama NGY.Tempat, tanggal lahir: Indramayu, 07 April 1992. Lulusan: Pendidikan Matematika, IKIP PGRI Bali. Hobi: Nyanyi, menulis, nonton, ngetrip dan mulai suka menulis puisi setelah hampir 5 tahun tak menulis puisi. Aktivitas saat ini: Konsultan Relawan Sekolah Literasi Indonesia – Dompet Dhuafa Pendidikan penempatan Halmahera Selatan, Maluku Utara.
Medsos: Instagram (@angy_pelangi), Facebook (Pelangi Apriliandini Salsabila), email (angy_pelangi74@gmail.com), whatsapp (082247015539)
No responses yet