Teater Lenong Betawi

Referensi untuk Memahami Teater Lenong Betawi

Lenong termasuk seni pertunjukan rakyat atau teater rakyat. Lenong berasal dari Betawi dan  tidak diketahui siapa yang pertama kali menciptakan. Oleh karena itu lenong dapat dikatakan menjadi milik kolektif atau bersama suku Betawi.

Lenong mempunyai beberapa ciri. Yaitu perlengkapan pokok berupa panggung, dekor, sebuah meja dan dua buah kursi. Pakaian pemain menggambarkan pakaian yang dipakai sehari-hari oleh komunitas tersebut. Dialog menggunakan bahasa Melayu-Betawi. Pertunjukan diiringi musik gambang kromong, mengandung humor dan bersifat improvisasi.

Tidak ada skenario yang mendetail, naskah hanya gambaran garis besar dan babak-babak pertunjukan. Isi cerita tentang kebaikan melawan kejahatan. Penonton berada di sekitar panggung. Pertunjukan dimulai setelah Isya dan diakhiri menjelang subuh. Dipentaskan hanya untuk memeriahkan hajatan misalnya pernikahan atau khitan. Manajemen bersifat tradisional/kekeluargaan.

Cerita lenong dapat dibedakan menjadi dua yaitu cerita riwayat dan cerita karangan. Cerita riwayat adalah cerita yang biasanya berkisar kejadian-kejadian di daerah setempat yang patut untuk dikenang dan dipentaskan. Cerita karangan timbul dari pikiran seniman lenong terutama sutradaranya.

Dalam perkumpulan lenong, seorang pemimpin mempunyai pengaruh dan tanggung jawab yang besar. Ia bertanggung jawab tidak saja pada hal-hal yang berkaitan dengan perkumpulan lenong, tetapi juga kesejahteraan anggota lenong (bahkan keluarganya). Oleh karena itu seorang pemimpin harus mempunyai jiwa kepemimpinan, jujur (terutama masalah keuangan), ketika mendapat tanggapan dapat menyesuaikan dengan penanggap (dana, status hubungan, lokasi) dan mempunyai tanggung jawab terhadap seni.

Dalam perkembangannya, lenong dapat bertahan dan masih mempunyai penggemar karena menyesuaikan dengan keadaan. Misalnya durasi waktu, bersedia menerima jenis musik baru, lakon yang dipentaskan sesuai atau digemari penonton dan lain-lain.

Judul: Teater Lenong Betawi. Studi Perbandingan Diakronik
Penulis: Ninuk Kleden-Probonegoro
Editor: James Danandjaja
Penerbit: Yayasan Obor Indonesia + Yayasan Asosiasi Tradisi Lisan, 1996, Jakarta
Bahasa: Indonesia
Jumlah halaman: xvii + 326 Koleksi Perpustakaan Tembi Rumah Budaya

Tags

No responses yet

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    ×