Penyair Dari Magelang Tampil Di Sastra Purnama

Beberapa penyair dari Magelang, di antaranya  Wicahyati Rejeki, Nindito Nugroho dan Tentrem Lestari, dua orang disebut terakhir juga dikenal sebagai pemain teater. Bersama penyair lainnya akan tampil di Sastra Bulan Purnama edisi 120, Rabu, 22 September 2021, pukul 10. 30 live di Youtube Sastra Bulan Purnama. Mereka akan membacakan puisi karya Damtoz Andreas, seorang penyair dari Magelang.

Pandemi covid-19 yang masih mengintai, dan kerumunan belum diperbolehkan, sehingga membuat aktivitas kesenian tak lagi diselenggarakan seperti biasanya di ruang pertunjukan. Sastra Bulan Purnama, secara rutin setiap bulan masih terus diselenggarakan, dengan mengambil format Poetry Reading From Home disiarkan secara ‘live’ di Youtube Sastra Bulan Purnama.

Sastra Bulan Purnama edisi 120, dalam format Poetry Reading from Home seri 20, akan digelar Rabu, 22 September 2021, pukul 19.30 melalui Youtube Sastra Bulan Purnama. Kali ini, para penyair dari Magelang saling melakukan interaksi melalui puisi karya Damtoz Andreas. Beberapa penyair membacakan puisi dan pemain musik mengalunkan lagu puisi. Semua puisi karya Darmtoz. Ada yang memberikan perspektif puisi Damtoz, seperti dilakuian oleh Agus Manaji dan Purnawan Andra. Tajuk dari Sastra Bulan Purnama kali ini: ‘Api Membakar Hujan Di Bulan Purnama’.

Di Magelang ada sejumlah penyair yang cukup produktif menulis puisi dan dipublikasikan di sejumlah media, termasuk diikutkan antologi puisi bersama. Damtoz adalah salah satu dari sejumlah penyair dari Magelang. Penampilan para penyair dan pemain musik di Sastra Bulan Purnama merupakan bentuk interaksi dan sinergi antara penyair dan pemain musik.

Kiranya apa yang dilakukan penyair  Magelang ini merupakan model interaksi kreatif, perlu dikembangkan oleh penyair-penyair lain dari Magelang, bahkan dari kota-kota lain, agar sinergitas antarkreator menghadirkan monemtum budaya.

Pertunjukan musik yang mengolah puisi Damtoz menjadi lagu puisi sekaligus pengalihan ke ruang digital dilakukan oleh Gepeng Nugroho, sebagai koordinator berasama tim kreatornya, sehingga karya sastra dalam hal ini puisi menjadi terlihat hidup di ruang pertunjukan digital.

Para penyair dari Magelang, yang tampil membacakan puisi karya Damtoz, di antaranya Wicahyanti Rejeki, Nindito Nugroho, Tentrem Lestari, Bara Purnama, Cecilia Bintang, Eka Pradaning, Nanang Tri Utomo, Kukuh Jonet dan Wulan Sri.

“Saya malah tidak ikut membaca puisi, karena kebetulan saya sedang sakit yang membuat suara saya tidak keluar, sehingga saya tidak berani tampil membaca puisi,” ujar Damtoz  Andreas.

Ahmad Jalidu, yang mengalunkan lagu puisi karya Damtoz Andreas, garapan Gepeng Nugroho dan kawan-kawan. Ia sering terlihat pentas musik dengan mengalunkan lagu-lagu puisi karya penyair.

Puisi-puisi Damtoz Andreas yang dibacakan di Sastra Bulan Purnama, ada beberapa sudah diterbitkan dalam bentuk buku, namun sebagian besar belum dipublikasikan dan merupakan embrio dari manuskrip, untuk dipersiapkan diterbitkan.

Publikasi puisi,  tidak selalu dalam bentuk diterbitkan baik berupa buku maupun dimuat di media cetak atau online, tetapi bisa dalam bentuk pertunjukan, seperti dilakukan tim kreatif Padepokan Seni Gubug Kebon, yang mengolah puisi Damtoz Andreas menjadi satu pertunjukan. Mudah-mudahan penyair dari Magelang yang lain, secara bergantian melakukan interaksi dan sinergi dengan pelaku kreatif untuk menghidupkan sastra. (*)           

Category
Tags

No responses yet

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    ×