Monolog Teater Musikal “Inggit Ganarsih”, Beri Pesan Mendalam Tentang Keteguhan Istri Sang Proklamator

“Koesno, Tegakkan kepalamu, seorang pemimpin tidak boleh kalah hanya karena dipenjara” kira-kira begitu kalimat yang terlontar dari seorang Inggit Ganarsih, memberikan semangat kepada suaminya, Bung Karno sang proklamator.

Cuplikan adegan monolog teater musikal Tegak Setelah Ombak “Inggit” yang berlangsung pada Kamis (19/5) di Ciputra Artpreneur Theatre, Kuningan Jakarta itu cukup mengesankan, belum lagi kisah-kisah dukungan juga keteguhan seorang istri membela suaminya sepanjang pertunjukan membuat saya terkagum-kagum dengan sosok Inggit Ganarsih.

Inggit Garnasih adalah istri kedua dari Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Selama 20 tahun pernikahan, Inggit telah setia mengantar Soekarno lulus dari sekolahnya di Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB), mendukung ekonomi keluarga saat Soekarno memulai pergerakan awalnya dalam berorganisasi, menghidupi Soekarno dengan berjualan jamu, alat-alat rumah tangga dan pertanian.

Ia juga merawat semangatnya saat Soekarno ditahan di penjara Sukamiskin, mendampinginya dalam pengasingannya di Ende dan Bengkulu. Kisah menarik lain yang diceritakan ketika Soekarno ditahan di Yogyakarta, Inggit berusaha menyelundupkan berbagai informasi dan buku-buku kepada Soekarno.

Ketika Bung Karno akhirnya akan sampai di gerbang Istana menjelang kemerdekaan bangsa yang didamba, Inggit mengemas barang-barang dan kenangan dalam koper tuanya dan kembali ke Bandung. Inggit memilih mempertahankan martabatnya sebagai perempuan dan menolak dimadu ketika Soekarno menyatakan ingin menikah lagi. Meski Inggit dijanjikan menjadi istri utama, Inggit memilih mengatakan tidak kepada Bapak pendiri bangsa ini.

[ Pendukung Monolog Inggit ]

Kisah Inggit Ganarsih adalah produksi ke-53 Titimangsa diatas panggung setelah sempat tertunda selama 2 tahun. Happy Salma kembali memerankan sosok Inggit Ganarsih pada pentas monolog yang dihadirkan secara berbeda.

Pementasan ini terinspirasi dari roman Kuantar Ke Gerbang karya Ramadhan KH yang berlangsung pada Jumat dan Sabtu, (20-21 Mei 2022) pukul 20.00. Pentas ini merupakan persembahan Titimangsa bekerjasama dengan Bakti Budaya Djarum Foundation dan Sleepbuddy.

Selama dua jam pertunjukan berlangsung, begitu banyak kisah dan cerita sejarah yang diceritakan dengan apik oleh Happy Salma. Musik pengiring dan paduan suara dari Avip Priatna memberikan kekuatan yang lebih dari monolog itu sendiri, sehingga monolog ini terasa lebih “bernyawa”.

Usai petunjukan, Happy Salma selaku produser dan pemeran Inggit Garnasih mengungkapkan, “Inggit adalah sosok penting dan saksi berbagai peristiwa masa perjuangan yang dilalui oleh para tokoh pendiri bangsa ini. Inggit adalah sebuah spirit tentang kejujuran dan cerminan kedalaman perasaan seorang perempuan.

Ini adalah sebuah fase yang tidak pernah dibicarakan dalam narasi sejarah besar, kisah yang ada di wilayah domestik para pendiri bangsa ini. Sebagai seorang produser dan aktor, saya memerlukan konsentrasi dan stamina lebih untuk memainkan dua peran ini.

Beruntung, proses produksi dan dialog-dialog dengan segenap tim kerja terjadi dengan sangat baik. Mereka adalah para seniman mumpuni dengan reputasi terpujikan di bidangnya masing-masing yang mencurahkan energi terbaiknya untuk mewujudkan pertunjukan ini.” Ujarnya.

Ibu dua anak ini mengungkapkan betapa bangganya ia dan tim akhirnya bisa mempersembahkan monolog ini setelah dua tahun tertunda. “Kita sebagai pelaku seni sangat rindu sekali melihat penonton, kesungguhan dan kesetiaan saya dalam menggarap pertunjukan ini saya buktikan, saya percaya tidak ada yang bisa menggantikan energi langsung dari penonton kepada kami,” tutupnya.

Beriringan dengan pementasan, diselenggarakan juga live painting dan Pameran Lukisan “Merekam Inggit” oleh Bayu Wardhana dengan kurator Agus Noor. Lukisan-lukisan dalam pameran ini merekam perjalanan hidup dan batin Inggit Garnasih dalam menyertai Soekarno. Seluruh lukisan dibuat sebagai respon dari pementasan dan dilelang, dimana akan didistribusikan sebagai bentuk partisipasi untuk mewujudkan Museum Inggit.

Category
Tags

No responses yet

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    ×