JAGAD JAWI RAIH EMPAT PENGHARGAAN INTERNASIONAL

Film Indonesia kembali menunjukkan ketangguhannya di kancah dunia. Kali ini, film bertajuk “Jiwa Jagad Jawi” sukses menyabet Gold Award di International Tourism Film Festival Africa 2023 atau ITFFA 2023. Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Tembi, (15/5/2023), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengapresiasi pencapaian film Jiwa Jagad Jawi di ITFFA 2023. ITFFA adalah salah satu ajang perfilman ternama yang mengedepankan pentingnya promosi pariwisata, baik di Afrika juga di seluruh dunia.

Film Jagad Jawi adalah film pendek kolaborasi seniman kontemporer. Tak hanya memperlihatkan kekayaan budaya Jawa di Indonesia. Film ini juga memperlihatkan candi sebagai bangunan bersejarah di pulau Jawa. Jagad Jawi masuk dalam 1.286 film dari 105 negara yang mengikuti JWTFF 2023 (Japan World Tourism Film Festival (JWTFF). Film yang disutradarai Ivan Handoko ini  mendapatkan empat penghargaan yaitu Gold Award kategori Asian Competition, Gold Award kategori National Destination, Art & Craft Winner dan Grand Prix Winner 2023.

Dalam Press Rilis yang diterima tembi, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyebut film ini mengisahkan mengenai tahapan kehidupan yang tergambar pada relief Candi Borobudur sebagai kitab universal kehidupan manusia. Relief ini menggambarkan pedoman hidup manusia, yang tidak terikat pada satu agama dan kepercayaan, dalam perjalanan mencari kedamaian agung dalam historikal budaya tanah Jawa.

Sandi, begitu ia akrab disapa, menyebut penghargaan yang diraih di ITFFA 2023 tersebut menjadi penanda promosi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia dapat kian mendunia dan teramplifikasi. Capaian yang membanggakan ini sekaligus juga diharapkan menjadi pemacu peningkatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif tanah air.

“Dengan Gold Award terbaru dari International Tourism Film Festival Africa 2023, industri pariwisata Indonesia harus lebih optimistis ke depan menjadikan pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai salah satu penyumbang devisa penting dan penciptaan lapangan kerja dengan target 4,4 juta lapangan kerja baru di 2024,” ungkap Sandi.

Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Ni Made Ayu Marthini mengungkapkan film “Jiwa Jagad Jawi” berhasil meraih Gold Award dalam ITFFA 2023 pada kategori Tujuan Wisata – Regional, Internasional. “Saya dan seluruh tim Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sangat bangga atas pengakuan International Tourism Film Festival Africa 2023. Semoga penghargaan ini dapat mendorong peningkatan citra Indonesia di kancah global dan meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara untuk mencapai target 8,5 juta kunjungan tahun ini,” kata Made.

Sebelumnya, Jiwa Jagad Jawi menjadi mahakarya yang berhasil mendobrak dunia perfilman bertema pariwisata dalam Japan World Tourism Film Festival (JWTFF) 2023. Film ini berhasil menyabet empat penghargaan prestisius, yaitu Gold award kategori Asian Competition, Gold Award kategori Country Destination, Art & Craft Winner dan penghargaan tertinggi sebagai Grand Prix Winner 2023.

Bagi Ivan Handoyo yang juga penulis naskah film Jiwa Jagad Jawi ini mengaku sangat hati-hati dalam mengisahkan tentang keluhuran Tanah Jawa. Karenanya, ia meriset mendalam dan memahami budaya dan sejarah yang tepat secara faktual.

Ivan menambahkan, proses napak tilas dan riset ia lakukan bersama Viki Sianipar dan Julius Bramanto, sebagai projek inisiator dan producer, dengan bimbingan penasihat budaya Jawa, Bagyo Indrijanto dan Dian Kusumaningtyas. “Penulisan dalam film ini saya dapatkan melalui proses empiris yang menarik, disamping kita melakukan riset dengan data kita melakukan prosesi napak tilas dan aktualisasi diri, melakukan meditasi, dengan memanjatkan syukur dan memohon karunia di beberapa situs terpenting di Jawa,” ungkapnya.

Dalam penggarapan film ini, Ivan melibatkan para maestro dalam bidangnya untuk berkolaborasi, yakni ada musisi besar Viki Sianipar sebagai Direktur Musik, yang telah memberikan keindahan dalam tiap scene-nya, dengan komposisi musik yang menakjubkan. Ong Hariwahyu sosok yang tidak asing lagi di dunia perfilman nasional, sebagai perancang artistik, memberikan sentuhan-sentuhan keindahan visual dalam tatanan artistik set film.

Anter Asmorotedjo sebagai pengarah seni tari, yang memahami esensi gerak dalam tari Jawa tradisional dan kontemporer. Retno Damayanti sebagai desainer kostum memberikan balutan tradisi kuno Jawa yang apik dan Arvid Nicolas sebagai Sinematografer memiliki pengalaman kuat dalam pengambilan gambar di lokasi-lokasi yang ekstrem dan penuh tantangan.

Di balik layar film ini, dalam penokohan dan seni peran bertengger namanama pesohor, seperti Butet Kertaradjsa sebagai pengisi suara Hyang Semar. Ia memerankan Hyang Semar dengan mengucapkan bahasa Jawa kuno, yang berhasil menghidupkan nilai luhur sisi mitologi Jawa.

Pelukis besar Indonesia ikut terlibat, Sang Maestro Nasirun berperan sebagai sosok dirinya sendiri. Lalu supermodel dan aktris Dominique Diyose, istri dari Ivan Handoyo ini, sebagai narator utama, menuntun penonton sepanjang perjalanan film dengan suara hatinya. Tokoh utama diperankan oleh artis dan model dari Bali, Putu Bulan.

Category
Tags

No responses yet

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    ×