Mahasiswa Atma Jaya Belajar tentang Rumah Tradisional

Salah satu kekhasan Tembi Rumah Budaya adalah rumah-rumah tradisionalnya. Kekhasan ini menarik minat sejumlah dosen dan mahasiswa jurusan arsitektur untuk mempelajarinya di Tembi, antara lain dari Universitas Gadjah Mada, Universitas Parahiyangan, dan baru-baru ini mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY). Dipandu oleh karyawan Tembi, Petrus Agus Herjaka, mereka belajar lebih dalam tentang rumah tradisional Jawa, khususnya pendapa, joglo dan limasan.

Saat memulai berkeliling di area Tembi, 39 mahasiswa ini dijelaskan tentang sengkalan, lambang yang biasanya ada di bangunan khas Jawa untuk menunjukkan angka tahun peristiwa penting. Di Tembi, di kuncung tertera sengkalan memet berupa gambar dua orang pendeta, payung dan bola dunia, yang dibaca ‘wiku kembar songsonging jagad’, yang menandakan tahun berdirinya bangunan pada 1995.

Mereka juga dijelaskan denah rumah bangsawan Jawa yang terdapat di Tembi, yang antara lain mencakup kuncung, pendapa, pringgitan, dalem, gadri, longkangan dan gandhok. Dijelaskan pula tentang beberapa jenis gapura dan atap rumah yang ada di Tembi. Ada gapura paduraksa yang bersambung dan gapura bentar yang terpisah. Sedangkan dilihat dari segi atap rumah, antara lain ada rumah kampung, panggang pe, dan joglo. Selain itu Herjaka juga menjelaskan elemen-elemen bangunan penting, seperti umpak, gebyok, dan sebagainya.

Dengan memelajari konsep dan fungsi rumah tradisional Jawa, diharapkan para mahasiswa arsitektur menjadi lebih memahami dan menghargai local genius teknologi yang estetis dan berkualitas ini. Warisan leluhur yang menerapkan kesatuan, keseimbangan dan stabilitas bangunan yang masih sangat relevan pada masa kini dan dan mendatang.

Tags

No responses yet

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    ×