Lukman Sardi

Lukman Sardi Setiap Aktor Wajib Masuk Dalam Lakon Teater

Galeri Indonesia Kaya tetap menjalankan berbagai program kreatif, salah satunya #NontonTeaterDiRumahAja dan Bincang Seni Pertunjukan yang kerap mengundang public figure dan pekerja seni untuk berdiskusi dan berbincang santai mengenai dunia pertunjukan. Salah satu bintang tamu yang diundang LIVE Instagram adalah aktor kawakan Lukman Sardi. 

Sejak pandemic Covid-19, Lukman mengakui banyak pekerjaan yang tertunda bahkan dibatalkan, tak perlu ditanyakan berapa kerugian yang dialami, namun pria kelahiran 14 Juli 1971 ini yakin semua ini akan berakhir dan kehidupan akan kembali normal. Disinggung mengenai kegiatannya, Lukman mengaku sibuk menjadi guru dadakan dari anak-anaknya, selain itu banyak pekerjaan yang bisa dilakukan dari rumah, antara lain persiapan Festival Film Indonesia. “Dalam seminggu saya tetap ada waktu kekantor, untung kantor dan rumah jaraknya dekat jadi tidak terlalu khawatir,” paparnya

Selain aktif didunia film, putra dari pemusik legendaris, Idris Sardi ini juga banyak disibukkan dengan jadwal-jadwalnya berakting diteater, namun diakuinya sebelum ia bergabung dalam lakon Bunga Penutup Abad, Nyanyi Sunyi Revolusi dan lainnya, ia sudah aktif dan ikut dalam berbagai lakon panggung pertunjukan teater.

“Bagi saya, teater adalah basic untuk para pelaku seni khususnya aktor dan aktris, diteater kita melatih fisik, rasa, vokal dan banyak lagi, dan itu sangat penting,” ujarnya.

Ia melihat hal ini sudah sejak lama dilakukan di Hollywood, banyak pemain film break dan terjun dalam petunjukan teater untuk mengolah kembali semuanya, dan disana sangat didukung, panggung pertunjukan teater banyak sekali dan sangat massif, berbeda dengan di Indonesia, selalu terkendala waktu dan jumlah pertunjukan yang tidak terlalu banyak.

“Nah kebetulan dengan Happy Salma aku cocok, dengan visi dan misinya soal teater, dia bisa mengolah cerita dan teater menjadi inklusif bukan ekslusif, jadi perlahan bisa mengedukasi masyarakat bahwa teater bukan seni pertunjukan yang rumit dan bisa dinikmati banyak orang, selain itu ia bisa menyesuaikan jadwal tanpa mengurangi kualitas pertunjukan itu sendiri, tentunya perlu ada komitmen juga dari kitanya,” ujar pemeran Amir Hamzah dalam Lakon Nyanyi Sunyi Revolusi ini.

Pengalaman paling deg-degan yang pernah dirasakan Lukman Sardi dalam lakon teater adalah saat ia ditawari peran sebagai pahlawan Nasional Amir Hamzah, menurutnya   secara umum anak muda sekarang tidak ada yang tahu dia siapa, “Nah ini challenge bagi  saya bagaimana membuat tontonan yang bisa dinikmati banyak orang dan pengenalan terhadap Amir Hamzah pun harus jelas.

Saat ditawari lakon ini, Lukman mengaku sedang sangat sibuk dengan berbagai pekerjaan, , tapi ia mengaku bisa menyiasatinya, bagaimana belajar bahasa melayu, merekam dan mengulangnya terus menerus dirumah, kemudian menggali naskahnya. “Pelan-pelan aku bisa memasuki dan menjadi Amir Hamzah, melatih vokal, artikulasi, persiapan 3 bulan lumayan membuat aku stress, ditambah lagi jelang pertunjukan aku sempat cidera kaki dan sakit, namun untungnya saat hari-H semua berjalan lancer,” ungkapnya.

Tak mau terdengar menggurui, Lukman Sardi ingin berbagi pengalaman, mau berlakon di film atau panggung pertunjukan teater ia membaca naskah dan mencari tahu tujuan cerita ini apa, bercerita tentang apa, dan mencari tahu sudut pandang si penulis naskah. Ia kemudian membedah naskah setiap scene, memahami tiap adegan dan apa yang ingin disampaikan.

 “Saat saya ditawari peran Amir Hamzah, saya observasi dirumah, meniru logatnya, mencoba memahami karakternya, karena bagi saya aktor bukan semata-mata cuma wayang saja, kita sebagai aktor harus punya jiwa, aktor berkarya bukan cuma mengikuti apa kata sutradara, analogi saya misalnya sutradara membuat rumah, kita sebagai aktor harus bisa menjadi interior designnya, jadi ikut berkarya juga,” tutupnya

Category
Tags

No responses yet

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    ×