Pitutur Luhur Cerita Pewayangan

Referensi Bagus tentang Nasihat Kehidupan dalam Masyarakat Jawa

Manusia adalah makhluk sosial, yang dalam hidupnya jelas membutuhkan manusia lain. Tidak ada yang dapat hidup sendiri. Entah dia orang kaya atau miskin, berpendidikan tinggi atau tidak, mempunyai kedudukan atau tidak. Hidup bersama tentunya tidak bisa seenaknya sendiri. Ada aturan-aturan tertentu, tatanan-tatanan sosial atau rambu-rambu yang perlu dipahami dan dipatuhi.

Buku berjudul Wejangan Wewarah Bantah Cangkriman Piwulang Kaprajan ini banyak berisi tentang mutiara-mutiara pitutur leluhur, yang diambil dari cerita pewayangan. Di kalangan masyarakat Jawa wayang sangat terkenal dan digemari, lebih-lebih pada zaman dahulu. Wayang merupakan salah satu media untuk pendidikan jasmani maupun rohani.

Pendidikan tersebut antara lain menyangkut hak dan kewajiban. Dalam kehidupannya manusia hendaknya punya rasa kasih sayang, adil, tidak mudah putus asa, menjalani segala proses dengan sabar (jangan berharap segala sesuatu diperoleh secara instan), mengetahui dan menjalankan darma, tidak menginginkan apa yang bukan haknya, dapat mengelola kemarahan, rasa iri dan angkara murka, berjiwa pemaaf (walaupun pemaafan bukan berarti tanpa hukuman) serta dapat menempatkan diri sesuai status atau kedudukan dan keadaaan atau lingkungan.

Sebagai contoh,  seorang pemimpin hendaknya berjiwa adil, melindungi, tegas, tidak pilih kasih, bijak dan tindak tanduknya dapat menjadi teladan. Sebagai rakyat, hendaknya taat pada aturan, apabila tidak setuju dengan kebijakan pemimpin atau aturan yang berlalu, protes atau keberatan dilakukan dengan cara yang sopan serta alasan yang jelas dan masuk akal. Demikian pula apabila seseorang berkedudukan sebagai orangtua (ayah atau ibu), anak, murid, tetangga, teman, lakukanlah apa yang semestinya harus dilakukan.

Ketika seseorang bersentuhan atau berinteraksi dengan orang lain, kadang kala juga terjadi konflik. Konflik terjadi karena beberapa hal, misal kesalahpahaman, rasa tidak adil, terhina dan lain-lain. Sedapat mungkin konflik diselesaikan secara baik-baik. Apabila konflik tidak dapat diselesaikan sendiri oleh kedua belah pihak,  dapat meminta tolong pihak ketiga untuk menjadi mediator atau perantara. 

Dengan bersandar pada pitutur luhur ini orang diharapkan makin sentosa, kuat (baik jasmani maupun rohani) dan berwibawa, untuk menuju hidup bersama yang tertata, tenteram dan damai. Baik di lingkup kecil, negara maupun dunia.

Judul: Wejangan Wewarah Bantah Cangkriman Piwulang Kaprajan
Penulis: Marwanto S. Kar
Penerbit: Cendrawasih, 1992, Surakarta
Bahasa: Jawa
Jumlah halaman: viii + 247

Koleksi Perpustakaan Tembi Rumah Budaya

Tags

No responses yet

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    ×