Nunung Deni Puspitasari

Corona dalam Puisi di Sastra Bulan Purnama

Beberapa penyair Yogyakarta,  dari kalangan usia yang berbeda, dan menulis puisi dari tahun yang berbeda, misalnya penyair yang menulis puisi sejak tahun 1980-an seperti Joko Pinurbo dan Ons Untoro, dan penyair muda lainnya, yang menulis puisi sejak era sesudah tahun itu, seperti Anes Prabu Sadjarwo, Nunung Deni Puspitasari, Tedi Kusyairi, S Arimba, Umi Kulsum dan sejumlah penyair lainnya akan tampil di Sastra Bulan Purnama edisi 110.

Sastra Bulan purnama selama pandemi covid-19 ini, masih dalam format Poetry Reading From Home, dan kali ini sudah masuk seri 9, disiarkan secara live di Youtube Sastra Bulan Purnama, Senin 2 November 2020, pukul 19.30. Para penyair merespons virus corona yang belum punah, dan masing-masing menyajikan kisah yang berbeda-beda dalam menanggapi virus corona. Puisi menjadi media untuk menyampaikan kisah tersebut. Selain para penyair, yang namanya sudah disebut di atas, ada nama-nama lain, yang akan ikut tampil membaca puisi, ialah Latief S Nugroho, Mirna Radila, Refinda Lestalinda, Sindi Novitasari. Ada juga pembaca tamu, yang akan membacakan puisi karya Umi Kulsum, yaitu Hj Sri Suryawidati, dan dua pembaca tamu Rita Ratnawulan (Jakarta), MM Suwarni (Magelang) akan membacakan puisi karya Ons Untoro. Tidak ketinggalan, Doni Onfire akan melagukan 2 puisi melalui kelompok, yang diberi nama ‘Kawan Doni’.

Joko Pinurbo
Joko Pinurbo

Virus Corona, atau sering disebut covid-19 sudah sejak bulan Maret 2020 diberitakan mulai masuk Indonesia, dan pada bulan itu berbagai aktivitas dihentikan karena tidak boleh ada kegiatan yang mengumpulkan banyak orang. Karena virus corona mudah menyebar melalui kerumunan, atau kontak dengan orang yang sedang terjangkit covid-19.

Sastra Bulan Purnama (SBP), yang biasanya diselenggarakan di ruang terbuka dan mengundang orang untuk hadir, dan bisa sampai 100 orang bahkan lebih, melihat pertunjukan Sastra Bulan Purnama, dan juga sering hanya 50-an orang yang hadir, artinya SBP dalam aktivitasnya selalu mengumpulkan banyak orang.

Bulan April 2020, Sastra Bulan Purnama tidak lagi mengumpulkan banyak orang secara langsung seperti biasanya. Untuk menjalankan aktivitasnya, agar SBP tidak berhenti, akhirnya dipindah di ruang digital dengan mengambil ruang dimYoutube dan disiarkan secara live, dan formatnya disebut Poetry Reading From Home. Selama pandemi covid-19, yang sudah berlangsung selama 8 bulan dihitung sejak mulai bulan Maret 2020, Sastra Bulan Purnama yang agedanya selama 1 tahun sudah disusun sejak akhir bulan 2019, tetap terus berjalan, hanya formatnya yang diubah. Berkerumunnya dihilangkan, tetapi proses pembacaan puisi terus berjalan, dan dari kota-kota yang berbeda, para penyair tampil membaca puisi dari rumah masing-masing. Karena disiarkan secara live, siapa saja yang melihat bisa saling berinteraksi melalui chat.

S Arimba
S Arimba

Para penyair yang kali ini tampil di Sastra Bulan Purnama, beberapa di antaranya pernah membaca puisi di Sastra Bulan Purnama, dan beberapa yang lain belum, meskipun hadir melihat pertunjukan Sastra Bulan Purnama. Masing-masing penyair akan membacakan satu atau dua puisi, atau mungkin ada yang 3 puisi. Ada yang membaca puisi diolah  seolah seperti sebuah film, dengan menyajikan visual, untuk memberikan imajinasi kata-kata dalam puisi yang dibacakan. Yuladi, yang menangani IT Tembi Rumah Budaya, akan mengolah visual pembacaan puisi menjadi satu pertunjukan yang menarik, seperti selama ini, dalam setiap bulan ia melakukannya untuk Sastra Bulan Purnama. (*)

Category
Tags

No responses yet

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    ×