Pantai Parangtritis
Sejuknya udara pagi di pantai
Hangatnya matahari menemani
Suara gelombang mengisi hari
Seperti gelombang, doaku semalam tak pergi
Bukit-bukit karang kokoh berdiri indah menawan
Terdengar suara gemuruh ombak air laut berbuih putih
Ombak bergulung-gulung memecah indah bak mutiara
Di kejauhan perahu nelayan menerjang ombak
Burung camar terbang rendah kepakkan sayap
Mencari cintanya yang hilang terbawa derunya ombak
Deburan ombak datang dan pergi
Seperti kehidupan duka derita berganti
Angin laut menerpa wajah-wajah ceria
Anak-anak berlarian bahagia menyerta
Aku tak sendiri, bahagia bersama keluarga
Seperti kanak-kanak tak mengenal duka
Bantul, 11 November 2020
Pantun Nasehat
Sopan santun jangan dilupakan
Berbicara hati-hati dan sopan
Halus, pelan, dan menyenangkan
Sabar, selalu ingat kepada Tuhan
Bertindak jangan sembarangan
Mematuhi nasihat para leluhur
Janganlah hidup hanya untuk kesombongan
Mari melestarikan budaya Bangsa
Gelapnya perjalanan hidup janganlah jadi keluh kesah
Suka menolong kepada orang yang sedang susah
Rendah hati kepada sesama dan handai taulan
Jadilah manusia yang berbudi bahasa
Sayangi dan hormat kepada ibu bapa
Jikalau sudah tiada kirimlah doa
Lebih indah hidup serba sederhana
Untuk menggapai keluarga bahagia
Bantul, 09 November 2020
Puisi Untuk Ibu
Ungkapan hati paling dalam
Kasih sayang tak terbuang
Padamu dukaku menghilang
Hatimu lapang tak terbayang
Maafku sedetik debu bagimu
Puisi kutulis ini adalah debu
Tulusku tak melampaui tulusmu
Doaku tak seperti doamu untukku
Bahagiaku adalah bahagiamu
Dukaku adalah deritamu
Jalan hidupku dibuka doamu
Disampingmu aku seperti di tepi samudra
Bantul, 11 November 2020
Rinduku Pada Sriharjo
Ketika pagi menjemput matahari
Udara sejuk merasuk jiwa
Langit indah awan putih
Bukit Sriharjo tampak megah
Pepohonan tinggi menjulang di hutan
Bukit berbatu mengagumkan
Jalan berliuk di tepi Sungai Oya
Kendaraan melaju perlahan
Batu-batu putih menghiasi tepian sungai
jernih mengalir berombak kecil
sayuran menghijau di sawah-sawah
Cabai, jagung, ketela pohon, terong amboi indahnya
Kupetik cabai merah
Rasa rinduku pada Sriharjo
Rindu pada bening air mengalir
Seperti rinduku pada bulan
Bantul, 09 November 2020
Sri Wijayati, S.Pd. lahir di Bantul, 15 September 1960, pekerjaan guru SD, tinggal di Kretek lor, Jambidan, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Aktif di Paramarta, Kadang Sastra Jawa Bantul, di Bantul. Buku geguritan karya sendiri yang sudah terbit berjudul “Taman Kembang Sore” (Tonggak Pustaka 2018), “Taman Kembang Asri” (Tonggak Pustaka 2019), “Kembang-kembang Katresnan” (Tonggak Pustaka 2019). Buku antologi geguritan karya bersama berjudul “Angin Semilir Saka Pesisir Kidul” (Tonggak Pustaka 2018), antologi geguritan “Weling Sinangling” ( Dinas Kebudayaan DIY 2018), dan antologi geguritan “Bantul Sajroning Gurit” ( Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul 2019). Buku antologi puisi karya sendiri yang sudah terbit berjudul “Seindah Senyummu” ( Arashi 2019). Buku antologi puisi karya sendiri yang sudah terbit berjudul, “Rembulan Purnama di Langit Yogyakarta” (Arashi 2020). Buku antologi puisi karya bersama yang sudah terbit berjudul “Antologi Bhayangkara” (2018), dan Buku antologi puisi karya bersama “Membaca Hujan di Bulan Purnama” (Tonggak Pustaka 2018). Buku antologi puisi karya bersama berjudul” Nabastala” (Arashi 2019). Buku antologi puisi karya bersama berjudul “Bunga Rindu di Negeri Kopi” ( Arashi 2020). Menulis geguritan dan Jagading Lelembut di majalah Djaka Lodang, menulis geguritan dan cerita misteri di majalah Jaya Baya. Bisa dihubungi lewat telepon seluler: 085107100830/WA 081215740878. Alamat email: sriwijaya_bki@yahoo.com. Nama di Facebook : Sri Wijayati
One response
Terima kasih mas Ons Untoro sudah menerima puisi saya