Pemenang Anugrah Sastra Rancage 2021 Diumumkan

Yayasan Kebudayaan Rancage mengumumkan para sastrawan Indonesia pemenang penghargaan Anugrah Sastra Rancage yang ke-33 tahun 2021, ajang yang memberikan penghargaan kepada sastrawan dan karya sastra daerah itu untuk pertama kalinya digelar secara daring karena masih dalam situasi pandemic Covid-19.

Mereka yang terpilih adalah Dadan Sutisna, sastrawan Sunda yang mendapatkan penghargaan melalui karya novel berjudul “Sasalad”, kemudian ada Supali Kasim mewakili sastra Jawa dengan kumpulan puisi “Sawiji Dina Sawiji Mangsa” dan cerpen “Nglekadeng Meme” karya Komang Berata mewakili sastra Bali.

Dari Lampung, ada kumpulan puisi “Dang Miwang Miku Ading” karya Elly Dharmawanti. Merepresentasikan sastra Madura ada kumpulan puisi “Sagara Aeng Mata Ojan” karya Lukman Hakim AG, lalu penghargaan Samsudi dimenangkan Risnawati lewat cerpen anak berjudul “Pelesir Ka Basisir”.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Kebudayaan Rancage, Erry Riyana Hardjapamengkas lewat siaran pers yang dikirimkan mengharapkan pelestarian bahasa daerah tidak hanya melalui Anugrah Sastra Rancage, tetapi pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan juga bisa menempatkan bahasa daerah dalam kurikulum nasional.

“Selama ini posisi bahasa daerah berada dalam kurikulum lokal yangs sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah daerah, padahal bahasa daerah memiliki peran penting sebagai penggali kearifan lokal yang memperkuat kebudayaan nasional,” ujar Erry.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, Kemdikbud menempatkan kemajuan bahasa sebagai program prioritas melalui badan pengembangan dan pembinaan atau Badan Bahasa.

“Secara konsisten kami menyelenggarakan program pelestarian bahasa daerah. Kami menyadari bahwa bahasa daerah yang selama ini terdata sebanyak 718 bahasa merupakan suatu aset bangsa kita. Kelangsungan hidup bahasa tersebut akan sangat bergantung pada para penutur dan masyarakat tuturnya,” kata Mendikbud.

Mendikbud melanjutkan bahwa tahun ini Kemendikbud menargetkan ratusan karya berbahasa daerah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia agar khasanah kekayaan nusantara dapat dikenal luas.

“Harapan kami cara seperti ini akan merawat kebhinekaan serta menumbuhkan apresiasi serta gotong royong guna membangun negeri ini.”

Dirjen Kebudayaan Kemdikbud, Hilmar Farid, menambahkan bahwa bahasa daerah juga punya peran penting sebagai bahan baku peristilahan bagi Bahasa Indonesia dalam perkembangannya.

“Kadang-kadang di tingkat yang lebih kompleks bahasa daerah juga menjadi pertimbangan dalam menentukan tata bahasa dan tentunya juga sebagai sarana pewarisan khasanah budaya, sebagai bagian penting dari bagian budaya nasional kita,” ujarnya.

Hilmar juga antusias terhadap program Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi) yang sedang menginisasi kegiatan digitalisasi aksara lokal. “Inilah bagian yang menurut saya penting dan memang kita lihat dalam keadaan sekarang, yang sangat pesat perkembangannya. Bahasa Indonesia mulai bersaing dengan Bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari di berbagai kalangan,” kata Hilmar. Ketua Pandi, Yudho Giri Sucahyo, mengatakan bahwa Pandi akan terus siap untuk berkolaborasi dengan Yayasan Kebudayaan Rancage dalam pelestarian bahasa daerah. Pandi juga sedang gencar menggelar program Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara.

Category
Tags

No responses yet

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    ×