Perang Napoleon Di Jawa 1811

Pada tahun 1811 di Jawa meletus perang antara Perancis dan Inggris memperebutkan pulau Jawa. Pasukan Perancis didukung serdadu Belanda dan Jawa berkekuatan tak kurang dari 6.000 personel. Sementara Inggris mengerahkan 12.000 tentara, gabungan antara tentara Inggris dan tentara dari Madras India Selatan. Kapal yang dikerahkan Inggris mencapai 100 buah, armada terbesar ke Asia hingga masa Perang Dunia II.

Perang di Jawa ini merupakan kepanjangan dari perang skala besar yang sejak akhir abad ke 18 berkecamuk di berbagai sudut Eropa. Sejumlah negara (Inggris, Prusia dan Rusia) bersekutu melawan Perancis yang berada di bawah Kaisar Napoleon. Negeri Belanda pada masa itu berada di bawah kekuasaan Napoleon, sehingga daerah jajahannya juga harus diserahkan. Napoleon memerintahkan untuk mempertahankan Jawa berapaun harga yang harus dibayar.

Ketika menjadi gubernur jendral di Jawa, Herman Willem Daendels berulang kali meminta agar Napoleon mengirim pasukan bantuan untuk mempertahankan Jawa. Namun yang dikirim justru  Jan Willem Janssens, jendral yang lebih memahami ilmu logistik daripada ilmu perang. Pasukan yang dibawa atau dipimpinnya juga tidak semuanya dapat diandalkan atau memiliki semangat dan disiplin sebagai tentara. Hal inilah yang membuat tentara Inggris mudah mengalahkannya.

Armada kapal Janssens tiba di semenanjung Blambangan Banyuwangi 25 April 1811. Kemudian menuju Surabaya. Melalui jalur Daendels, Janssens menuju Batavia untuk melakukan serah terima jabatan dengan Daendels. Janssens resmi menjadi gubernur jendral Hindia Belanda pada 16 Mei 1811.

Pada bulan Agustus 1811 armada Inggris dengan 100 kapal perang memadati dan mendarat di teluk Jakarta. Pertempuran pecah di Batavia, kemudian melebar ke berbagai daerah lain seperti Weltevreden, Struiswijk dan Meester Cornelis (Jatinegara). Karena perlawanan tentara Perancis yang kurang gigih dengan mudah daerah tersebut jatuh ke tangan Inggris. Janssens mundur dan membuat pertahanan di Bogor. Ketika Bogor ada tanda-tanda jatuh ke tangan Inggris, Janssens mundur dan menuju Semarang.

Di Semarang Janssens disambut Jenderal Brigade von Winkelman.Winkelman telah membangun daerah pertahanan di Jatingaleh (Semarang atas). Janssens merasa puas, dan dari sini ia berharap dapat memukul mundur tentara Inggris. Apalagi Janssens mendapat tambahan pasukan dari Surakarta, Yogyakarta dan legiun Pangeran Prang Wedono (Mangkunegara). Tetapi dalam kenyataan Perancis kalah lagi melawan Inggris. Janssens mundur ke bentang Ungaran dan akhirnya ke Tuntang.

Karena menderita kekalahan yang terus-menerus akhirnya Janssens mengusulkan gencatan senjata. Jenderal Auchmuty pimpinan tentara Inggris menyetujui gencatan senjata. Pada akhirnya Janssens menyerah tetapi mengajukan beberapa syarat. Setelah melalui tarik ulur, 17 September 1811  Janssens menjadi ‘tawanan perang yang tetap terhormat”. Berakhirlah era kekuasaaan Perancis di Jawa. Jan Willem Janssens hanya sekitar 6 bulan menjadi gubernur Hindia Belanda. Jawa pun jatuh dalam kekuasan Inggris  dengan gubernur jendralnya Thomas Stamford Raffles.

Judul                      : Perang Napoleon di Jawa 1811

Penulis                  : Jean Rocher

Penerbit                : Kompas, 2011, Jakarta

Bahasa                  : Indonesia

Jumlah halaman  : xxiii + 280

Tags

No responses yet

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    ×