Galeri Nasional Jakarta Memamerkan 67 Boneka Tradisional dan Modern Jepang

Galeri Nasional Indonesia bersama dengan The Japan Foundation, Jakarta, pada hari Rabu, 5 Juli 2023, resmi membuka pameran bertajuk NINGYO: Art and Beauty of Japanese dolls. Dengan begitu, para pencinta seni di dalam negeri dapat menyaksikan karya-karya boneka tradisional dan modern.

Kurator pameran NINGYO: Art and Beauty of Japanese dolls, Mita Kakuyuki dalam catatan kuratorialnya, menuliskan bahwa pameran ini mengkaji keanekaragaman kebudayaan boneka Jepang dari 4 sudut pandang. “Untuk menghasilkan jenis-jenis dasar boneka Jepang dan budaya dibalik setiap jenisnya,” tulisnya.

Dia menuturkan, pertama adalah boneka Jepang sebagai doa untuk perkembangan anak. Dalam sejarah kebudayaan boneka di Negeri Sakura, masyarakat pada zaman kuno pernah menggunakannya dalam ritual menolak bala. Sekitar awal abad ke-7, boneka sederhana yang terbuat dari papan kayu kerap dibuat oleh mayarakat. Karya itu ditiup agar pembuatnya terlindung dari kesengsaraan pada tahun yang akan datang. Setelah meniupnya, individu akan menghanyutkannya di sungai.

Dalam beberapa kesempatan, boneka tersebut digunakan sebagai hadiah saat perayaan di istana kekaisaran.

Kedua adalah boneka Jepang sebagai seni rupa. Dalam sudut pandang ini, boneka yang dibuat dikerjakan dengan pengerjaan yang halus lantaran anggota kelas atas dan istana kekaisaran sangat menyukainya. Dalam beberapa kesempatan, boneka tersebut digunakan sebagai hadiah saat perayaan di istana kekaisaran. Pembuatnya merancang boneka untuk menunjukkan kesehatan dan diberi berbagai simbol keberuntungan.

Ketiga adalah sebagai seni rakyat. Rasa cinta terhadap boneka tidak hanya miliki kalangan atas dan anggota istana kekaisaran. Banyak masyarakat biasa juga sangat mencintainya dan sudah lama menjadi bagian dari kebudayaan. Masyarakat biasa kerap membuatnya dari bahan yang tidak mahal, seperti tanah liat, kertas, dan kayu. Banyak boneka diproduksi sebagai pekerjaan sampingan saat beristirahat setelah bekerja di ladang.

Sementara dari sudut pandang penyebaran kebudayaan, sebanyak 58 boneka buatan Jepang pernah dikirimkan ke Amerika Serikat sebagai rasa terima kasih karena Paman Sam mengirimkan sekitar 13.000 boneka bermata biru pada 1927.

Adapun total karya yang dipamerkan kepada pecinta seni di Ibu Kota adalah sebanyak 67 karya boneka tradisional maupun modern, disertai penjelasan sejarah, fungsi dan penyebarannya dalam kebudayaan masyarakat Jepang. Terdapat lima karya pilihan Kurator Museum Nasional Tokyo, Mita Kakuyuki, antara lain Amagatsu (boneka untuk mendoakan bayi), Fuji Musume (boneka Gadis Wisteria), Takasaki Daruma (boneka untuk membawa harapan), Jruri Ningy (boneka teater tradisional Jepang), dan Licca-chan (boneka modern Jepang).

Pameran boneka Jepang ini sebagai kolaborasi yang baik antara Galeri Nasional indonesia dengan The Japan Foundation.

Pelaksana tugas Direktur Museum dan Cagar Budaya Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra menyebut pameran boneka Jepang ini sebagai kolaborasi yang baik antara Galeri Nasional indonesia dengan The Japan Foundation. Untuk itu, pihaknya juga berharap publik dapat mengambil inspirasi dari pameran ini sehingga membantu mendorong kemajuan kebudayaan nasional. Selain di Jakarta, pameran yang sama juga akan digelar di Surabaya dan Bali mulai Juli hingga Oktober 2023.

Category
Tags

No responses yet

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    ×