Pembukaan Pameran Seni Rupa SAPA di Tembi Rumah Budaya-Foto-A.Sartono

Pameran Sapa Di Tembi Rumah Budaya Mengingatkan Hakikat Manusia

Tegur sapa di zaman digital sekarang ini mungkin sudah sangat terwakili oleh  WA, SMS, Facebook, e-mail, Instagram, dan sejenisnya. Sekalipun demikian, tegur sapa model ini sering tidak memunculkan kemurnian hati, ketulusan, kejujuran, dan ekspresi percakapan yang alamiah.

Tegur sapa model ini tetap memberikan jarak atau tabir yang sering meminggirkan keakraban dan kehangatan hubungan antarmanusia yang sesungguhnya. Bagaimanapun, ia tetap “terbatas” dan seperti mengasingkan persahabatan yang sesungguhnya. Apa yang disebut sebagai artifisial tetap kental di dalamnya.

Perihal sapa itulah yang tampaknya menggelisahkan dua perupa, Syahrizal Pahlevi dan Joko Sulistiono. Oleh karena itu mereka mengangkat tema Sapa untuk pameran karya-karya rupa mereka di Tembi Rumah Budaya, 11-24 Maret 2020.

Melalui kegiatan itu disadari atau tidak kedua perupa telah menghadirkan sapa dalam arti yang sebenarnya. Pembukaan pameran yang secara resmi dilakukan oleh Anindya Barata  (Kepala Bidang Kebudayaan Tembi Rumah Budaya) dan dihadiri cukup banyak perupa, seniman, tamu undangan, dan handai taulan ini mempertautkan mereka dalam tegur sapa dalam arti yang sesungguhnya.

Salah satu karya dalam pameran seni rupa SAPA di Tembi Rumah Budaya-Foto-A.Sartono

Salah satu karya dalam pameran seni rupa SAPA di Tembi Rumah Budaya-Foto-A.Sartono

Mereka yang selama ini tidak pernah bertemu dan mungkin hanya bertemu di medsos kemudian bisa saling bertemu, bertegur sapa, bertatap muka, dan ngobrol bersama. Obrolan semacam itu nyaris tidak mungkin dilakukan melalui medsos. Baik itu oleh karena muatan kalimat dan kata-katanya yang panjang dan luas sehingga cukup merepotkan jika harus dimuat di medsos, juga oleh karena memang ada beberapa hal yang memang tidak lumrah untuk dipaparkan di medsos.

Kehangatan hubungan antarorang/manusia memang tidak bisa digantikan begitu saja oleh alat apa pun, secanggih apa pun. Lewat pertemuan antarorang itu masing-masing dapat mengungkapkan segala pemikiran, gagasan, perasaan, dan ekspresinya kepada orang lain menjadi jauh lebih lengkap, penuh, dan utuh. Itulah yang menggelisahkan dua perupa yang memajang karya-karyanya di Tembi.

Suasana pembukaan pameran seni rupa SAPA di Tembi Rumah Budaya-Foto-A.Sartono

Suasana pembukaan pameran seni rupa SAPA di Tembi Rumah Budaya-Foto-A.Sartono

Karya-karya yang dipajang itu juga dimaksudkan untuk menyapa audiens dan semua orang yang berkenan menikmatinya. Sapaan karya kedua perupa ini sengaja tidak diberi caption yang memberikan informasi tentang tema/judul lukisan, bahan, ukuran, tahun dibuat, dan siapa perupanya. Tampaknya hal ini memang disengaja dengan maksud agar semua penikmat karyanya lebih bebas dan terbuka dalam menafsirkan makna karya yang dipamerkan. Lebih meliarkan gagasan dan dugaan mereka atas karya yang dilihatnya.

Bukan hanya itu. Karya kedua perupa itu juga tidak seluruhnya dipajang dengan cara dicantolkan atau digantungkan pada gantungan sebagai mana pada umumnya, namun sebagian bahkan diletakkan di lantai, di atas bebatuan, atau disandarkan begitu saja pada dinding. Barangkali hal ini juga dimaksudkan sebagai cara untuk mendapatkan atau mendatangkan sapaan dari para penikmat karya seperti bunyi kalimat tanya,”Mengapa lukisan tersebut ditempatkan di lantai, di bebatuan, dan disandarkan begitu saja pada sebuah dinding? Mengapa pula tanpa diberi keterangan barang secuil pun?”

Salah-satu-karya-dalam-pameran-seni-rupa-SAPA-yang-dsandarkan-di-dinding-begitu-saja-Foto-A

Salah-satu-karya-dalam-pameran-seni-rupa-SAPA-yang-dsandarkan-di-dinding-begitu-saja-Foto-A

Pertanyaan itu pasti akan menimbulkan jawaban-jawaban beragam yang barangkali juga sangat spekulatif. Bisa saja semua jawaban itu benar atau salah. Akan tetapi  bukan semata-mata soal itu yang hendak dikemukakan,  namun sapaan, obrolan, diskusi, dan pembicaraan itulah hakikat yang hendak dihidupkan. Di sana manusia itu menjadi sesungguhnya manusia di antara manusia lain, dan bukan hanya menjadi pengguna dan pengganti alat.

Category
Tags

No responses yet

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    ×