Upacara Adat Manganan Janjang 2

Referensi Menarik tentang Upacara Adat Manganan Janjang di Blora

Upacara adat Manganan Janjang merupakan tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa Janjang, Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Upacara adat ini dilaksanakan setiap tahun pada hari Jumat Pon. Lokasinya di makam/pasarean Eyang Jati Kusumo dan Jati Suworo. Peserta upacara tidak hanya penduduk Desa Janjang saja, tetapi juga penduduk desa sekitar bahkan ada yang dari jauh.

Eyang Jati Kusumo dan Eyang Jati Suworo merupakan tokoh yang disegani bahkan dianggap sebagai ‘cikal bakal’ Desa Janjang. Lokasi makam keduanya, dulu merupakan padepokan milik mereka. Tradisi ini dilaksanakan setelah panen padi, sebagai ungkapan syukur sekaligus  penghormatan terhadap Eyang Jati Kusumo dan Jati Suworo.

Upacara adat Manganan Janjang terdiri dari pengajian, pertunjukan wayang krucil, pelaksanaan Manganan Janjang. Pengajian karena pengaruh Islam, selain itu juga untuk menghindarkan dari kemusryikan atau syirik. Juga mengubah dari pemujaan (‘menyembah’) leluhur menjadi tetap menghormati leluhur tetapi tidak menyembahnya, hanya menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Wayang krucil yang berjumlah 5 buah ini diyakini sebagai peninggalan Eyang Jati Kusumo dan Jati Suworo.  Melalui pementasan wayang krucil, dalang menyampaikan berbagai ajaran leluhur.

Pada saat pelaksanaan Manganan Janjang masyarakat Desa Janjang dan juga peserta dari daerah lain, mermbawa ambengan atau nasi tumpeng beserta lauk pauk ke makam. Di hari itu juga dilaksanakan penyembelihan hewan (biasanya kambing dan sapi), untuk kemudian dimasak.  Daging yang sudah diolah tersebut kemudian dibagikan bersama nasi, lauk pauk dan makanan lain. Manganan dari kata mangan atau makan. Manganan berarti makan bersama-sama sebagai tanda syukur dan berkat yang melimpah.

Pada saat Manganan Janjang ada satu tradisi yaitu nglangseni. Caranya peserta membawa bunga yang akan ditaburkan di makam. Sebelum ditaburkan bunga dilihat petugas yang melayani. Saat itu petugas mengucapkan apa keinginan peziarah. Kalau keinginan ini terkabul, pada saat pelaksanaan Manganan Janjang berikutnya mereka akan datang sambil membawa ambengan, kalau mampu juga hewan.

Makam Eyang Jati Kusumo dan Jati Suworo yang keramat ini juga dipakai untuk melakukan sumpah janjang. Sumpah janjang dilaksanakan saat ada pihak-pihak yang bertikai dan semua mengaku benar. Dengan melakukan sumpah nantinya akan ketahuan mana yang sesungguhnya benar.

Upacara adat Manganan Janjang ini melibatkan semua pihak masyarakat Desa Janjang secara aktif. Semua dilakukan secara gotong royong sesuai porsinya. Mulai dari mempersiapkan tempat, menyiapkan hidangan, membuat sesaji, membuat dan mengantarkan undangan, petugas parkir dan keamanan, petugas kebersihan, persiapan alat dan sarana yang dibutuhkan dan lain-lain. Rasa  ‘keterikatan’ dengan Eyang Jati Kusumo dan Jati Suworo adalah penggerak utama mereka dalam bekerja.

Judul: Respon Masyarakat dan Generasi Muda terhadap Upacara Adat Manganan Janjang di Desa Janjang Kecamatan Jiken Kabupaten Blora
Penulis: Noor Sulistyobudi, Sukardi, Ernawati Purwaningsih
Penerbit: BPNB, 2019, Yogyakarta
Bahasa: Indonesia
Jumlah halaman: ix + 118

Koleksi Perpustakaan Tembi Rumah Budaya

Tags

No responses yet

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    ×