Karya sastra wulang jenis suluk (mistik dalam agama Islam) muncul setelah agama Islam datang di Pulau Jawa. Sastra suluk mengandung ungkapan usaha-usaha manusia Jawa untuk memahami dirinya, yang tak pernah lepas dalam kerangka memahami sangkan paraning dumadi (asal usul dan tujuan kehidupan) dan manunggaling kawula Gusti (“bersatunya” manusia dengan Tuhan).
Serat Suluk Sukmalelana ini mengandung ajaran mistik atau kasampurnan hidup. Sukmalelana artinya penggembaraan sukma atau roh. Penggembaraan tersebut untuk mencari kesempurnaan hidup yaitu manunggaling kawula Gusti. Dalam mencapai tujuan tersebut sering digoda oleh nafsu, yaitu amarah, aluamah dan supiah.
Unsur yang menonjol dalam Suluk Sukmalelana adalah pengungkapannya yang bersifat simbolis. Semua tokoh, peristiwa serta tempat adalah simbol atau lambang. Misal nafsu amarah dilambangkan tokoh antagonis bernama Hardaruntik, nafsu aluamah dilambangkan oleh Drembabukti dan nafsu seksualitas oleh Ratu Supiah.
Sukmalelana berhasil melawan godaan Hardaruntik dan Drembabukti, tetapi gagal melawan Ratu Supiah. Kemudian datang ayah dari Sukmalelana dan mengingatkannya. Sukmalelana pun sadar, kemudian kembali kepada tujuan semula. Akhirnya Sukmalelana berhasil mencapai tujuan dan bertemu dengan Iman Suci. Oleh Iman Suci, Sukmalelana kemudian dinikahkan dengan Dewi Idayatsih.
Ayah Sukmalelana dalam hal ini adalah lambang hati nurani atau guru sejati yang selalu membimbing muridnya dalam mencapai tingkat makrifat. Tokoh Iman Suci adalah lambang rahsa jati. Sedangkan Dewi Idayatsih adalah lambang anugerah Illahi.
Judul: Ajaran Mistik dalam Suluk Sukmalelana
Penulis: Dra. Endang Triwinarni, dkk
Penerbit: Depdikbud, 1991/1992
Bahasa: Indonesia
Jumlah halaman: viii +144
Koleksi Perpustakaan Tembi Rumah Budaya
No responses yet