Lola Amaria

Lola Amaria dan Putu Fajar Arcana Bicara Korelasi Film dan Memasak

Sejak pandemic  Covid 19 terjadi, banyak pekerja seni dan kreatif melakukan pekerjaan lewat media digital, salah satunya social media, berbagai diskusi bahkan konser musisi dilakukan lewat streaming, salah satunya dilakukan oleh Redaktur Cerpen Kompas, Putu Fajar Arcana yang melakukan talkshow streaming bersama sutradara, aktris sekaligus produser film Lola Amaria dengan tema ‘Sisi Lain Lola’.

Meski sudah hampir satu bulan, #dirumahaja tak membuat Lola Amaria berdiam diri, meski tak bisa bertemu klien atau bahkan teman untuk sekedar berdiskusi tentang film, Lola belakangan menyibukkan diri dengan kegiatan memasak dirumah, didalam Instagram miliknya ada tautan menu-menu dan bagaimana cara mengolah makanan ala Lola. “Semua menu tercipta karena dirumah terus, aku menchallenge diriku sendiri, apa yang ada dikulkas seadanya aku buat makanan yang sederhana tapi tetap enak,” papar lola bercerita kepada Bli Can (sapaan akrab Putu Fajar Arcana).

Sebagai orang Indonesia, Lola bangga karena banyak sekali rempah-rempah yang bisa diolah sehingga bahan makanan yang sederhana bisa menjadi istimewa karena bumbu-bumbu. Apalagi setiap mencoba berbagai makanan di berbagai daerah Indonesia, Lola selalu mencari tahu bumbu dan rempah apa yang digunakan. “Aku suka ngulik, misalnya ada andaliman dan kecombrang di Sumatera, atau cabe dan tomat Manado beda pedasnya sama di Jakarta, sampai rumah aku akan coba bikin meski dicoba berkali-kali salah dan rasanya berbeda,” paparnya.

Bli Can kemudian bertanya, apakah memasak dan membuat film memiliki filosofi yang mirip, Sutradara film Ca Bau Kan ini menjawab,” Bisa jadi mirip karena saat dalam membuat film, butuh story yang kuat, pemain yang pas, kru film dan masih banyak lagi kebutuhan dalam membuat film, misalnya masakan gagal akan dicoba diperbaiki bumbunya, sampai dapat rasa yang pas dan sempurna, begitupun membuat film, kurang sreg bisa direvisi, editing sampai mendapatkan hasil yang benar-benar maksimal dan sempurna,”tukasnya.

Kurang lebih 10 tahun memasak, Lola sempat memiliki resto Nasi Pedas Cipete yang harus tutup karena realitas bisnis yang naik turun, kini beberapa menu milik warungnya bisa dinikmati di Warung makan Salihara, Pasar Minggu, Jaksel. Menu-menu favorite antara lain, nasi kluwek, nasi daun jeruk, paru ketumbar, sambal matah dan berbagai menu khas Indonesia lainnya.

Bli can kemudian kembali pada konteks memasak dan film, apakah kreasi dalam memasak sama juga dengan membuat film atau bentuk kesenian lain, wanita kelahiran 30 Juli 1977 ini berpendapat bahwa memasak itu melatih taste, ada enak, nggak enak, enak sekali dan sangat enak sekali. “Jadi saya melatih taste diri sendiri, dan melatih ini nggak ada sekolahnya, begitu juga dengan film, dalam perjalanan menonton dan membuat film ada film-film yang menurut saya film jelek, film bagus, film sampah dan lain-lain, tetapi harus dialami secara sendiri secara empiric, semua soal selera, dan selera masing-masing orang tidak ada yang salah,” paparnya.

Menurut Bli Can, selama ini Lola Amaria selalu membuat film dengan tema yang sangat spesifik dan jauh dari kategori film box office, kenapa?, Lola mengatakan ingin bicara tentang Indonesia melalui film, banyak sekali yang bisa diceritakan lewat realitas yang ada, misalnya tentang tenaga kerja wanita, toleransi dan keberagaman. “Buat saya film itu investasi jangka panjang, bagaimana film-film saya bisa menjadi bahan penelitian, atau penting untuk dibahas di Negara-negara tertentu dan tentunya tidak akan expired sampai 10-20 tahun mendatang. Bagi saya, film adalah media ekspresi dan jendela budaya, orang-orang yang tidak tahu Indonesia jadi tau lewat film,” pungkasnya mengakhiri bincang-bincang bersama di media Instagram.

Category
Tags

No responses yet

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    ×