Beauty of Art dari Lima Perupa Wanita di Sangkring Art Space

Mencerap pengalaman tentang segala sesuatu kemudian mengekspresikan dalam wujud karya seni yang jujur kepada apresiannya bukanlah sesuatu yang mudah. Namun itulah yang dilakukan oleh lima orang pelukis wanita di Angkring Art Space, Nitiprayan, Bantul, DIY.

Mereka mengekspresikan pengalaman mereka berkait dengan keindahan alam, keindahan moral, keindahan seni, dan keindahan intelektual yang kemudian mereka tampilkan dalam pameran karya rupa bersama dengan tema Beauty of Art.

Mereka berharap bahwa tema tersebut cukup mewakili apa yang mereka sebut sebagai inner beauty. Tentu ada latar belakang yang berbeda antara pelukis yang satu dengan lainnya, namun bingkai dan pemahaman bersama itulah yang mengarahkan dan memfokuskan karya mereka pada makna inner beauty dalam Beauty of Art mereka.

Suasana pameran Beauty of Art di Sangkring Art Space-Foto-A.Sartono

Suasana pameran Beauty of Art di Sangkring Art Space-Foto-A.Sartono

Kelima pelukis wanita tersebut adalah Licu Linggartono, Pini Fe, Ulil Gama, Mona Palma, dan Maria Tiwi. Mereka memamerkan karya mereka pada Maret 2020. Pameran tersebut dibuka secara resmi oleh pelukis kondang, Nasirun. Sedangkan  pengantar atau kurasi atas pameran ini dilakukan oleh Jan Praba.

Lebih jauh Jan Praba menyampaikan bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengamat. Keindahan bagi masing-masing orang tergantung pada pribadi yang bersangkutan sebab sesuatu dapat dapat dikatakan indah namun orang lain bisa menganggapnya tidak demikian. Apresiasi pesona seni tidak hanya tentang bagaimana menangkap makna atau pesan yang disampaikan oleh karya seni, akan tetapi lebih jauh lagi adalah menghayati dan mengambil manfaat dari makna yang diserap.

The Cities of Tomorrow, AOC, 145 x 145 cm, 2020, karya Ulil Gama-Foto-A.Sartono

The Cities of Tomorrow, AOC, 145 x 145 cm, 2020, karya Ulil Gama-Foto-A.Sartono

Untuk dapat mengapresiasikan karya seni diperlukan sejumlah perangkat di antaranya adalah kepekaan analisis sintetis dan sensibilitas, intelektualitas, dan moralitas yang dapat mengukur keindahan, kebenaran dan kebaikan. Sumber inspirasi karya seni ada pada berada pada keindahan alam dan budaya manusia, sedangkan seni  hanya merupakan upaya seniman untuk mengapresiasi hasil tiruannya.

Jika mengacu pada teori Immanuel Kant yang melihat keindahan seni dari dua sudut pandang, subjektif dan objektif. Bagi pandangan subjektif, keindahan adalah sesuatu yang tanpa direnungkan dan tanpa disangkutpautkan dengan kegunaan praktis dapat mendatangkan rasa senang. Sedangkan pendekatan objektif memandang keindahan adalah keserasian suatu objek terhadap tujuan yang dikandungnya, sejauh objek tersebut tidak ditinjau dari segi fungsi.

Watching, AOC, 170 x 150 cm, 2018, karya Maria Tiwi-Foto-A.Sartono

Watching, AOC, 170 x 150 cm, 2018, karya Maria Tiwi-Foto-A.Sartono

Kelima perupa wanita itu mengekspresikan semua pengalaman estetisnya ke kanvas mereka masing-masing dengan garis-gores, gaya, warna, tanpa terikat fungsi keindahan. Apa yang mereka serap dalam keseharian yang didapatkan dari alam dan batin ditumpahkan sepenuh hati ke dalam media sejujur-jujurnya sehingga hal itu disadari atau tidak mewakili persona masing-masing jiwa pelukisnya. Keindahan alam, keindahan moral, keindahan seni, keindahan intelektual menjadi estetika murni.

Tags

No responses yet

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    ×