Hoax Kolonial, 60 cm x 80 cm, karya Gunawan Rahardjo-foto-a.sartono

Pameran Tunggal Gunawan Raharjo: Padamu Negeri #2

Ada cukup banyak uneg-uneg yang disimpang Gunawan Raharjo selaku perupa. Barangkali itulah kegelisahan dari seorang seniman. Seniman tanpa kegelisahan tentu hanya akan menghadapi stagnasi. Seniman yang selalu sadar akan kegelisahan umumnya dapat mengelolanya menjadi sebuah materi atau bahan bagi proses kreativitasnya. Bisa dikatakan bahwa tidak ada proses aktivitas berkesenian yang tidak berangkat dari sebuah kegelisahan.

Demikian pun yang dialami Gunawan Rahardjo. Sekalipun di masa pandemi Covid-19, Gunawan Raharjo menuangkan kegelisahannya dalam sebuah aktivitas khas perupa, pameran. Ia melakukannya di Tembi Rumah Budaya dalam pameran tunggal dengan tema Padamu Negeri #2. Pameran diselenggarakan di Galeri Purworejo, 25 September-8 Oktober 2020.

Dari tema yang dipilih sudah terlihat jelas apa yang menjadi visi dan misi Gunawan Rahardjo. Ia ingin mempersembahkan karyanya bagi nusa dan bangsanya. Itulah karya-karya unggulan Gun R demikian inisialnya, yang diharapkan menjadi bunga-bunga keindahan bagi negerinya. Itulah barangkali yang menjadi salah satu kegelisahan Gun R. Selain itu, masih ada banyak kegelisahan yang disebutnya sebagai uneg-uneg selaku seorang seniman.

Kompetisi Goresan, 100 cm x 70 cm, karya Gunawan Rahardjo-foto-a.sartono
Kompetisi Goresan, 100 cm x 70 cm, karya Gunawan Rahardjo-foto-a.sartono

Uneg-uneg lain dari Gun R misalnya ia merasa menyesal di usia senjanya ia baru berani melakukan pameran tunggal. Baginya hal itu adalah sebuah keterlambatan. Sekalipun terlambat, namun hal itu dirasa masih lebih baik daripada tidak sama sekali. Gun R menyarankan kepada semua perupa muda agar jangan membuang-buang waktu dalam berkarya, sebab kesempatan berkarya sangatlah terbatas. Semua itu tidak bisa dilakukan begitu saja sebab seorang perupa dituntut kreativitas, inovasi, ketekunan, dedikasi, ketangguhan, integritas, kearifan, pendalaman segala sesuatu berkait dengan proses kreativitasnya, dan juga kristalisasi.

Tiga karya Gunawan Rahardjo dalam pameran tunggalnya di Tembi Rumah Budaya-foto-a.sartono
Tiga karya Gunawan Rahardjo dalam pameran tunggalnya di Tembi Rumah Budaya-foto-a.sartono

Gun R juga menyatakan bahwa ia tidak ingin terikat oleh aliran atau corak tertentu. Ia juga tidak peduli apakah karyanya dianggap bermutu atau tidak. Hal itu sepenuhnya diserahkan kepada apresian. Baginya semua hal itu tidak akan mempengaruhi keberdaannya sebagai pelukis untuk selalu berkarya di tanah air. Menurutnya, pelukis harus punya motivasi, idealistis, dan yang utama tetap berjiwa nasionalis. (*)

Category
Tags

No responses yet

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    ×