Situs Liangan

Kearifan Lokal dalam Tradisi Nyadran Masyarakat Sekitar Situs Liangan

Situs Liangan berada di Dusun Liangan, Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Situs ini ditemukan tanpa sengaja oleh penambang pasir pada tahun 2008. Balai Pelestarian Cagar Budaya (PBCB) Jawa Tengah kemudian melakukan ekskavasi. Mulai 2016 penambangan pasir dihentikan demi kelestarian situs.

Di dekat situs Liangan tersebut terdapat sumber mata air yang lebih dikenal dengan nama Tuk Tempurung. Tuk atau mata air tersebut oleh masyarakat setempat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sehubungan dengan tuk tersebut, masyarakat Liangan mengadakan suatu tradisi yang disebut sadranan.

Sadranan Tuk tempurung merupakan ungkapan syukur atas berkah air yang melimpah. Tradisi sadranan mengandung nilai kearifan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama manusia dan manusia dengan alam.

Dulu sadranan Tuk Tempurung atau juga disebut sadranan kali dilakukan secara sederhana dan hanya dilakukan beberapa keluarga saja. Mereka mengirim sesaji ke Tuk Tempurung, dengan waktu yang berbeda-beda entah pagi, siang atau sore. Kemudian disepakati sadranan dilakukan bersama-sama dan dalam waktu yang bersamaan. Acara dimulai dengan ziarah kubur dilanjutkan tahlilan di balai desa. Masyarakat tidak lagi mengirim sesaji ke Tuk Tempurung, tetapi membawa sesaji ke balai desa untuk didoakan bersama.

Setelah situs Liangan ditemukan, pusat sadranan dipindahkan ke dekat Tuk Tempurung dan dibuat lebih ‘meriah’ tanpa mengurangi nilai-nilai kesakralan aesaji yang semula dibuat masing-masing keluarga, kemudian dibuat per rukun tetangga (RT) dalam bentuk tumpeng/gunungan. Proses acaranya,  setelah dilakukan ziarah kubur, dilanjutkan kirab gunungan dari balai desa menuju ke dekat Tuk Tempurung. Dalam tradisi sadranan ini selalu menyertakan tari tayub atau tayuban. Tayub dianggap wajib karena berkaitan dengan ritual kesuburan.

Pemindahan lokasi dilakukan karena situs Liangan dekat dengan Tuk Tempurung. Jadi selain sebagai ungkapan syukur atas berkah air tuk Tempurung, juga untuk lebih mengenalkan situs Liangan pada khalayak  ramai. Selain itu secara langsung maupun tidak langsung, masyarakat juga diajak untuk berperan dalam melestarikan situs.

Judul: Kearifan Lokal dalam Tradisi Nyadran Masyarakat Sekitar Situs Liangan
Penulis: Ernawati Purwaningsih, Suwarno, Indra Fibiona
Penerbit: BPNB, 2016, Yogyakarta
Bahasa: Indonesia
Jumlah halaman: viii + 114 Koleksi Perpustakaan Tembi Rumah Budaya

Tags

No responses yet

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    ×